Kamis, 31 Agustus 2017

Kecantikan Ada Dimata Yang Melihat

Kemudian Robin van Persie kembali menyelesaikan musim pertandingan Eredivise Belanda bersama Feyenoord dengan total enam buah gelontoran gol saja tapi ia juga mencatatkan jumlah penampilan yang sama dengan musim kemarin, yakni dua puluh delapan buah pertandingan. Mandulnya kemampuan pemain sepakbola yang lahir tanggal enam bulan Agustus tahun seribu sembilan ratus delapan puluh tiga tersebut dalam mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau berita bola bersama Feyenoord lantaran masih disebabkan atas hubungan dirinya bersama pelatih Bert van Marwijk yang tidak kunjung membaik demi rusia 2018 jerman ingin bungkam ceko dikandangnya.

Pada akhirnya, pihak manajemen Feyenoord memutuskan untuk menjual seorang Robin van Persie pada akhir musim tahun dua ribu tiga hingga dua ribu empat, akan tetapi sangat sedikit sekali klub berita bola dunia yang bersedia memboyong jasa pemain sepakbola kelahiran Rotterdam, Belanda tersebut mengingat dirinya kerap mengalami permasalahan kedisiplinan bersama kedua klub lamanya. Hal seperti ini tentu menjadi pertimbangan karena untuk apa mempekerjakan seseorang dengan kemampuan atau prestasi yang mumpuni tapi tidak bisa diatur dan mungkin menghancurkan keutuhan tim.


Sepanjang jendela bursa transfer berita bola indonesia pada bulan Januari tahun dua ribu empat, Feyenoord yang berlaga di Eredivise Belanda membuka negosiasi secara terbuka dengan klub raksasa asal London, Inggris Arsenal. Saat itu, klub yang dilatih oleh pelatih berpaspor Perancis Arsene Wenger memang kebetulan sedang mencari pengganti untuk jangka panjang dari Dennis Bergkamp yang kebetulan juga berkewarganegaraan Belanda seperti Robin van Persie mengingat usianya sudah udzur. Akan tetapi baik Arsenal maupun Feyenoord sama - sama tidak bisa mencapai kata sepakat saat itu tidak banyak memiliki pilihan.

Saat itu Robin van Persie sempat membeirkan komentarnya mengenai permainannya mengolah si kulit bundar di atas lapangan hijau dengan berkata bahwa ia melihat segala sesuatu didunia ini dengan cara yang berbeda dengan kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya akan menatap sebuah pohon dan mengatakan bahwa mereka melihat sesuatu yang menakjubkan, tapi Robin van Persie akan melihat pohon itu biasa saja alias tidak ada yang spesial. Dari sini bisa dilihat bahwa pemain sepakbola yang memiliki tinggi badan seratus delapan puluh delapan sentimeter tersebut agak pesimis.


Selanjutnya. Robin van Persie juga mengatkan bahwa komentarnya tersebut bukan berarti dirinya tidak mengapresiasi keindahan secara umum namun jika ia memandangi lautan seperti didaerah Sardinia, Italia sana, Robin van Persie baru bisa mengetahui apa itu makna keindahan yang sesungguhnya. Mungkin ini juga merupakan sebuah contoh utama dari kasus "beauty is in the eye of beholder" alias kecantikan ada dimata yang melihat, bukan yang merasakan. Selain itu juga pernyataan mantan pemain Arsenal dan Manchester United ini menandakan bahwa selera tiap orang berbeda - beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar